Portal Pampang Media: berita, hiburan, dan promosi terkini dengan multimedia inovatif.

Ticker

6/recent/ticker-posts

Petani di Pampang Mulai Tanam Padi di Awal Musim Hujan

Petani di Pampang Mulai Tanam Padi di Awal Musim Hujan

Pampang, Gunungkidul - Setelah mengalami kemarau yang panjang sepanjang tahun 2023, para petani di desa Pampang, Gunungkidul, akhirnya dapat menanam padi di awal musim hujan tahun 2024. Mereka berharap dapat memanfaatkan musim hujan ini untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah dan mencukupi kebutuhan mereka selama musim kemarau berikutnya.

Salah satu petani di Pampang, Pak Supri, mengatakan bahwa ia sudah mulai uwur (tabur benih) gabah (padi) di lahan miliknya di Januari 2024. Ia mengaku senang karena hujan sudah mulai turun di daerahnya, meskipun lebih terlambat dari biasanya.

Kemarau tahun kemarin sangat panjang, biasanya Oktober atau November sudah hujan, tapi tahun ini baru Januari. Kami bersyukur bisa menanam padi lagi, walau hanya sekali panen,” kata Pak Supri.

Ia menambahkan bahwa hasil panen padi nanti akan digunakan untuk kebutuhan keluarganya, dan juga untuk dibagikan kepada sanak saudara yang datang dari perantauan. “Kalau ada saudara yang pulang, kami selalu kasih beras untuk dibawa. Ini sebagai tanda kasih sayang dan rasa syukur kami,” ujarnya.


Namun, tidak semua petani di Pampang dapat menanam padi dengan mudah. Banyak lahan pertanian yang kering dan tidak dapat diolah karena kurangnya sumber air. Para petani mengharapkan adanya irigasi yang dapat menyediakan air untuk mengairi lahan mereka, terutama saat musim kemarau tiba.

Kami sudah lama mengidamkan irigasi, tapi sampai sekarang belum ada yang terealisasi. Padahal, kalau ada irigasi, kami bisa menanam padi dua kali setahun, dan hasilnya pasti lebih banyak. Kami juga berharap ada pihak yang mau membantu kami, misalnya investor atau pemerintah, untuk menyediakan fasilitas air,” kata Pak Sioh, petani lain di Pampang.

Beberapa petani yang mampu, berusaha membuat sumur bor untuk mendapatkan air dari dalam tanah. Namun, hal ini juga tidak mudah, karena biayanya mahal dan tidak semua lahan cocok untuk dibor. Bagi petani yang tidak mampu, mereka hanya bisa pasrah menunggu musim hujan datang lagi.

Kami berharap pada pemilu 2024 ini, ada Capres dan Caleg yang peduli dengan nasib kami, para petani. Kami berharap mereka bisa membuat program prioritas untuk mempermudah akses air dan kebutuhan bertani lainnya. Karena dengan pangan yang melimpah, bangsa ini tidak perlu impor lagi. Petani pun bisa menikmati hasil kerja keras mereka,” kata Pak Sioh.

Posting Komentar

0 Komentar